Selasa, 05 November 2013

Konsep OOP Pemograman Visual



Konsep OOP Pada Pemrograman Visual

Bagaimana OOP bekerja : Objek, Pesan, dan Method Pemrograman berorientasi objek terdiri atas komponen-komponen berikut :
1. Apa itu OOP : dalam pemrograman berorientasi objek, data dan instruksi untuk pemrosesan di mana data dikombinasikan menjadi “objek” yang cukup memadai bisa digunakan pada program lain. Hal terpenting disini adalah objek.
2. Apa itu “objek” : objek adalah modul self-contained yang terdiri dari kode pemrogaman yang telah disusun sebelumnya. Modul memuat atau mengkapsulasi baik (1) cabang data, maupun (2) instruksi pemrosesan yang bisa dilakukan pada data tersebut.
3. Kapan objek data akan diproses – mengirim “message”: setelah objek menjadi bagian dari suatu program, instruksi tertentu diaktivasi hanya ketika “message” yang terkait sudah dikirimkan. Message adalah pengiriman peringatan kepada objek ketika operasi yang harus melibatkan objek tertentu dilakukan.
4. Bagaimana data objek diproses – “method”: message cukup mengidentifikasi operasinya. Bagaimana sebenarnya hal itu dilakukan akan disertakan didalam instruksi pemrosesan yang menjadi bagian dari objek. Instruksi pemrosesan ini dinamakan method.
Menggunakan kembali blok kode program setelah anda menuliskan satu blok kode program, kode tersebut dapat digunakan kembali pada program-program lain. Jadi, dengan OOP-tidak seperti pemrograman tradisional-anda tidak perlu memulai dari awal.
Dibandingkan dengan pemrogaman tradisional, mempelajari pemrogaman berorintasi objek memakan waktu yang lebih lama karena seperti berpikir dengan cara yang baru. Sekalipun demikian, OOP memilliki keunggulan yaitu objek bisa digunakan berulang-ulang pada aplikasi yang berbeda dan oleh programmer yang berbeda, karena itu waktu pengembanganya pun lebih cepat dan biaya pun bisa berkurang.
Pemrograman berorientasi objek memiliki tiga konsep dasar yang penting, yaitu enkapsulasi, pewarisan, dan polimorfisme.
1.      Enkapsulasi, berarti objek memuat (1) data dan (2) instruksi pemrosesan yang relevan. Setelah objek dibuat, objek dapat digunakan kembali untuk program lain. Penggunaan sebuah objek bisa dijabarkan melalui konsep kelas dan pewarisan.

2.      Pewarisan, setelah menciptakan sebuah objek. Kita dapat menggunakannya sebagai fondasi untuk objek yang sama yang memilliki perilaku atau karakteristik sama. Semua objek berasal dari atau yang saling berhubungan bisa membentuk suatu kelas. Masing-masing kelas memuat instruksi khusus (method) yang unik untuk kelompok tersebut.
Kelas bisa diatur dalam hierarki-kelas atau subkelas. Pewarisan adalah metode untuk mewariskan ciri dari suatu objek dari kelas ke subkelas dalam hierarki. Jadi objek yang baru dapat diciptakan dengan mewariskan ciri dari kelas yang sudah ada.
3.      Polimorfisme, berarti “banyak bentuk” . Dalam pemrograman berorientasi objek, polimorfisme berarti sebuah pesan (permintaan yang sudah digeneralisasi) memberikan hasil yang berbeda berdasarkan objek yang dikirimkan.
Polimorfisme sangat berguna karena programmer dapat membuat prosedur mengenai objek yang jenisnya tidak diketahui sebelumnya, namun akan diketahui saat program dijalankan di komputer.
Dari konsep diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang jelas antara OOP dengan pemrograman visual. Pemrograman berorientasi objek berperan dalam pendefinisian rutin-rutin pemrograman sedangkan pemrograman visual mendefinisikan secara visual bagaimana programmer atau user menjalankan program tersebut sehingga tampilan nyata yang ada pada program tersebut dapat kita ketahui. Dan ini sangat membantu dan memudahkan programmer dalam pembuatan program dan juga memungkinkan pengguna untuk lebih fokus pada pemecahan masalah daripada cara menangani bahasa pemrograman atau tidak perlu mendalami sintaks atau menulis kode. Selain itu dengan adanya konsep OOP ini kita cukup mendefinisikan event-event yang akan terjadi pada objek tersebut. Jadi,dalam pembuatan suatu program atau aplikasi yang berbasis visual kita cukup dimudahkan dengan objek-objek yang telah tersedia tersebut. Dengan kata lain adanya pemrograman visual ini cukup membantu dalam pembuatan program aplikasi dengan mendukung konsep object oriented programming.
Contoh dari penerapan konsep OOP adalah membuat sebuah aplikasi sederhana dengan mengunakan Borland C++ Builder karena tinggal menggunakan objek-objek yang telah disediakan sesuai kebutuhan kita. Misalnya form, label, edit, button, dan lain-lain. Objek-objek tersebut nantinya akan dapat bekerja sesuai dengan fungsinya tergantung event yang kita berikan. Yang menjadi objek dalam hal ini adalah form, label, edit, button atau objek lain yang kita tambahkan pada aplikasi yang kita buat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar